OASEDATA - Penemuan sperma dalam tubuh Vina, yang telah dimakamkan selama sepuluh hari, memunculkan kontroversi serius yang menggugah perhatian publik dan profesional medis. Menurut pakar fertilitas, sperma manusia hanya dapat bertahan hingga maksimal tiga hari setelah ejakulasi dalam tubuh yang masih hidup, sementara temuan sperma setelah sepuluh hari dari pemakaman sangat bertentangan dengan pemahaman ilmiah saat ini.
Dr. Nova dari Nova IVF menegaskan, "Saluran vagina wanita bersifat asam, dan hanya sperma yang paling sehat yang dapat bertahan hidup selama 12 jam pertama." Alo Dokter menambahkan bahwa sperma yang telah ejakulasi biasanya hanya bertahan 3-5 hari di dalam rahim dan tuba falopi. Dalam kondisi ini, temuan sperma setelah sepuluh hari menjadi sangat diragukan dari segi ilmiah.
Kasus ini semakin memicu kecurigaan setelah terungkap bahwa Vina meninggal dalam keadaan menstruasi dan telah melalui prosedur pemakaman yang melibatkan pembersihan tubuh secara menyeluruh. Laporan mengindikasikan bahwa area genital Vina masih mengandung lendir dan darah saat ditemukan sperma, menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan adanya rekayasa.
Dalam jurnal "Apoptosis and DNA Damage in Human Spermatozoa" oleh R. John Aitken dan Adam J. Koppers, disebutkan bahwa sperma mengalami kerusakan dan apoptosis segera setelah ejakulasi, membuat temuan sperma dalam waktu lama setelah kematian sangat tidak mungkin. Fakta-fakta ini menimbulkan dugaan kuat bahwa temuan sperma tersebut mungkin merupakan rekayasa atau kesalahan prosedural.
Kontroversi ini mengundang pertanyaan mendalam tentang keakuratan proses pemakaman dan laporan medis yang terkait. Apakah mungkin temuan sperma ini adalah hasil dari manipulasi atau kesalahan? Temuan ini menuntut penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kebenaran dan memastikan bahwa prosedur medis serta etika dijalankan dengan benar. Diskusi ini juga menyoroti perlunya transparansi dan kepatuhan terhadap standar yang ketat dalam menangani jenazah dan laporan medis.
Andy Mahardika
- Administrator