OASEDATA - Pada 27 Agustus 2024, Narasi Newsroom mengejutkan publik dengan sebuah laporan investigasi mendalam berjudul "Membongkar Jejaring Buzzer Penebar Kebencian Rohingya." Dalam laporan ini, Narasi Newsroom mengungkap bagaimana jejaring buzzer yang tersebar di berbagai platform media sosial telah berperan dalam menyebarkan ujaran kebencian terkait isu Rohingya. Data yang dipaparkan begitu detail, mencakup lebih dari 15.000 postingan di platform seperti Facebook, Instagram, dan Twitter, serta 3.700 video di TikTok yang bernuansa kebencian.
Pertanyaan pun muncul: bagaimana Narasi Newsroom bisa mengumpulkan dan menganalisis data sedetail itu? Apakah ada software khusus yang mereka gunakan?
Kolaborasi dengan Monash University: Kekuatan Analisis Data
Kunci keberhasilan laporan investigasi ini tidak hanya terletak pada kecanggihan teknologi, tetapi juga pada kolaborasi yang kuat antara Narasi Newsroom dan Monash University. Bersama-sama, mereka menggunakan pendekatan analisis data yang canggih untuk menyaring ribuan konten yang tersebar di berbagai platform media sosial. Dalam dunia yang penuh dengan informasi, memiliki kemampuan untuk memilah mana yang relevan dan mana yang merupakan kebisingan adalah hal yang krusial.
Tim dari Narasi Newsroom dan Monash University menggunakan metode analisis data yang dirancang untuk mendeteksi pola dan mengidentifikasi narasi kebencian di balik setiap postingan dan video. Tapi tentu saja, teknologi ini tidak bekerja dalam ruang hampa. Mereka memanfaatkan akses ke API (Application Programming Interface) yang disediakan oleh platform media sosial untuk mengumpulkan data yang relevan.
Memanfaatkan API Berbayar untuk Mengambil Data Mendetail
Bagi yang belum familiar, API adalah jembatan yang menghubungkan aplikasi atau software dengan layanan tertentu, dalam hal ini media sosial. Melalui API, pengembang atau peneliti bisa mengakses data tertentu yang disediakan oleh platform media sosial. Namun, untuk mendapatkan akses ke data yang mendalam dan mendetail, seperti postingan, jumlah like, komentar, dan profil akun, biasanya diperlukan fitur API berbayar.
Narasi Newsroom dan Monash University memanfaatkan beberapa API yang tersedia di berbagai platform media sosial. Misalnya, untuk mengumpulkan data dari TikTok, mereka menggunakan TikTok Research API, yang memungkinkan mereka mengakses ribuan video yang relevan dengan isu yang sedang dianalisis. Link yang bisa diakses untuk mengetahui lebih lanjut tentang TikTok Research API adalah https://developers.tiktok.com/products/research-api/.
Untuk platform seperti Facebook dan Instagram, yang berada di bawah naungan Meta, Narasi Newsroom menggunakan Meta Content Library API. API ini memberikan akses ke berbagai jenis data, mulai dari postingan hingga interaksi pengguna yang berkaitan dengan isu-isu tertentu. Bagi yang ingin menggali lebih dalam, informasi lebih lanjut bisa diakses melalui https://transparency.meta.com/researchtools/meta-content-library.
Sementara itu, untuk data dari Twitter—yang kini dikenal sebagai X—Narasi Newsroom menggunakan X API. API ini memungkinkan peneliti untuk menarik data yang berhubungan dengan tweet, termasuk retweet, like, dan profil akun yang terlibat dalam penyebaran narasi tertentu. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang API ini di https://developer.x.com/en/docs/x-api.
Mengungkap Narasi Kebencian: Lebih dari Sekadar Data
Meskipun teknologi API memungkinkan pengumpulan data dalam skala besar, kunci keberhasilan Narasi Newsroom terletak pada bagaimana mereka menganalisis dan menginterpretasi data tersebut. Tidak hanya berhenti pada jumlah dan jenis konten yang diunggah, Narasi Newsroom juga berfokus pada narasi yang dibangun di dalam konten tersebut.
Dengan memanfaatkan teknik pemrosesan bahasa alami (NLP) dan analisis sentimen, mereka mampu mendeteksi pola-pola narasi kebencian yang diulang di berbagai platform. Kolaborasi dengan para akademisi di Monash University memperkuat hasil analisis ini, memastikan bahwa setiap temuan didukung oleh data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Transparansi dan Etika dalam Penggunaan Data
Salah satu aspek penting dari penggunaan teknologi dalam jurnalistik investigatif adalah memastikan bahwa data yang diambil digunakan dengan etika yang benar. Narasi Newsroom dan Monash University sangat menyadari hal ini, dan mereka memastikan bahwa setiap data yang diambil melalui API platform media sosial sesuai dengan ketentuan privasi dan aturan yang berlaku. Penggunaan API berbayar juga memastikan bahwa mereka mendapatkan akses yang sah dan terkontrol terhadap data tersebut.
Dengan menggunakan teknologi ini, Narasi Newsroom bukan hanya mampu menyajikan fakta-fakta penting kepada publik, tetapi juga membuka mata kita semua tentang bagaimana narasi kebencian bisa tersebar luas di era digital ini. Laporan investigasi seperti ini menunjukkan betapa pentingnya keterbukaan dan keakuratan dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Menyongsong Era Jurnalistik Berbasis Data
Laporan "Membongkar Jejaring Buzzer Penebar Kebencian Rohingya" adalah contoh nyata bagaimana jurnalistik modern kini tidak bisa lepas dari teknologi. Menggunakan API berbayar dan bekerja sama dengan akademisi, Narasi Newsroom berhasil menyusun laporan yang tidak hanya informatif, tetapi juga berdampak besar bagi masyarakat. Di masa depan, penggunaan teknologi seperti ini dalam jurnalistik akan menjadi semakin penting, terutama dalam era informasi yang begitu cepat dan luas.
Narasi Newsroom telah menunjukkan bahwa dengan kolaborasi yang tepat dan penggunaan teknologi yang etis, mereka dapat memberikan kontribusi besar dalam memerangi penyebaran kebencian di dunia maya. Laporan ini bukan hanya sebuah hasil kerja keras, tetapi juga sebuah langkah maju dalam dunia jurnalistik berbasis data.
Andy Mahardika
- Administrator