OASEDATA - Kang Dedi Mulyadi dan perwakilan dari Persatuan Advokat Indonesia (PERADI) mengungkapkan perkembangan terbaru terkait kondisi psikologis Sudirman, salah satu terpidana dalam kasus Vina Cirebon, yang sebelumnya diduga mengalami gangguan mental atau keterbelakangan mental. Pernyataan ini disampaikan setelah mereka melakukan kunjungan langsung ke Lapas Banceuy untuk bertemu dengan Sudirman.
Dalam pertemuan tersebut, Kang Dedi Mulyadi menyebutkan bahwa kondisi psikologis Sudirman tidak seburuk yang diperkirakan sebelumnya. Setelah berbicara langsung dengan Sudirman, Kang Dedi mengungkapkan bahwa ada indikasi pria tersebut masih mampu berbicara dan berinteraksi secara normal dalam situasi sehari-hari. "Setelah melihat dan berbicara dengan Sudirman secara langsung, kami merasa perlu merevisi pandangan awal kami. Dia bukan seseorang yang benar-benar mengalami keterbelakangan mental seperti yang semula kami duga," ujar Kang Dedi dalam wawancaranya di kanal YouTube resminya.
Senada dengan itu, PERADI juga mengonfirmasi bahwa pandangan awal mereka tentang kondisi Sudirman perlu diperbaiki. Mereka menyatakan bahwa meskipun ada dugaan gangguan mental sebelumnya, hasil pengamatan langsung menunjukkan bahwa Sudirman tidak sepenuhnya tergolong dalam kondisi mental yang parah.
Berdasarkan analisa sebelumnya, Sudirman diduga mengalami kecenderungan untuk menyerah pada tekanan dari orang lain, bahkan jika itu berarti melakukan tindakan yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Fenomena ini bisa mengindikasikan beberapa kondisi psikologis yang lebih dalam, antara lain:
- Gangguan Kepribadian Dependen (Dependent Personality Disorder): Kondisi ini ditandai oleh kebutuhan berlebihan untuk mendapatkan dukungan dan asuhan dari orang lain, sehingga seseorang menjadi sangat bergantung dan mudah mengikuti perintah meski bertentangan dengan kehendaknya.
- Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline Personality Disorder): Ditandai dengan ketidakstabilan emosional dan ketakutan yang kuat akan penolakan, yang bisa membuat individu bertindak impulsif atau mengikuti tekanan untuk menghindari konflik atau rasa sakit emosional.
- Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder): Ketakutan yang intens terhadap penilaian negatif dalam situasi sosial, yang bisa membuat individu cenderung menyetujui permintaan atau tekanan dari orang lain demi menghindari rasa malu atau penolakan.
- Gangguan Penyesuaian (Adjustment Disorder): Reaksi emosional atau perilaku yang berlebihan terhadap stres atau perubahan signifikan dalam hidup, yang bisa memicu perilaku tidak biasa sebagai respons terhadap tekanan yang dialami.
Perilaku Sudirman yang mudah mengikuti perintah atau tekanan, meskipun itu tidak sesuai dengan kebenaran, tetap menjadi perhatian utama. "Kami melihat adanya fenomena di mana Sudirman cenderung mengikuti tekanan dari orang lain, meskipun itu tidak sesuai dengan kebenaran. Untuk itu, ke depan kami akan berupaya mencari ahli di bidang psikologi yang bisa menjelaskan lebih dalam apa yang sebenarnya dialami Sudirman," jelas perwakilan PERADI.
Kang Dedi Mulyadi dan PERADI sepakat bahwa langkah ini diperlukan untuk memahami lebih baik kondisi psikologis Sudirman, serta untuk memastikan bahwa hak-hak hukumnya tetap terlindungi dengan baik. Masyarakat pun diimbau untuk menunggu hasil dari analisis lebih lanjut oleh para ahli sebelum menarik kesimpulan yang lebih jauh terkait kasus ini.
Kasus Vina Cirebon sendiri telah menarik perhatian publik dan menjadi salah satu kasus hukum yang paling disorot, terutama terkait dengan dinamika psikologis yang melibatkan para terpidana. Upaya ini diharapkan bisa memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai kondisi mental Sudirman dan bagaimana hal itu mempengaruhi tindakannya dalam kasus ini.
Andy Flores Noya
- Administrator