OASEDATA - Di tengah hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, ada satu hal yang perlu kita waspadai: cacar monyet, atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai monkeypox. Penyakit menular ini mungkin belum sering kita dengar, tapi sudah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Jadi, apa sih sebenarnya cacar monyet itu, bagaimana bisa masuk ke Indonesia, dan seberapa bahayanya?
Mengenal Cacar Monyet
Cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus cacar monyet, bagian dari keluarga virus yang sama dengan cacar air. Gejalanya mirip, dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Tapi, cacar monyet punya ciri khasnya sendiri—munculnya ruam yang berubah menjadi lepuh, lalu krusta di kulit. Proses ini bisa berlangsung selama dua minggu, yang tentunya cukup membuat penderita merasa tidak nyaman.
Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di antara monyet laboratorium di Kopenhagen, Denmark, namun jangan salah—monyet bukanlah inang alami virus ini. Virus cacar monyet sebenarnya lebih sering ditemukan pada hewan pengerat seperti tikus. Jadi, meskipun namanya "cacar monyet", si penyebar utama virus ini adalah tikus dan hewan kecil lainnya.
Bagaimana Cacar Monyet Masuk ke Indonesia?
Kasus cacar monyet pertama kali terdeteksi pada manusia di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970. Sejak itu, virus ini terus beredar di Afrika, namun pada tahun 2022, dunia dibuat gempar dengan wabah cacar monyet yang menyebar ke luar Afrika, dimulai di Inggris, lalu merambah ke Eropa, Amerika Utara, hingga Israel.
Indonesia tak lepas dari ancaman ini. Mengingat tingginya mobilitas antarnegara dan interaksi dengan hewan-hewan eksotis, virus ini bisa saja terbawa oleh wisatawan atau hewan peliharaan yang terinfeksi. Kekhawatiran ini menjadi nyata ketika Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkonfirmasi adanya 88 kasus cacar monyet di Indonesia. Meskipun jumlah ini belum mencapai tingkat wabah besar, fakta bahwa virus ini telah berhasil masuk ke dalam negeri sudah cukup untuk membuat kita semua waspada.
Seberapa Bahayanya?
Tentu saja, kita tak bisa menganggap remeh cacar monyet. Virus ini bisa menyebar melalui kontak langsung dengan luka, cairan tubuh, atau benda-benda yang terkontaminasi. Meski vaksin cacar (variola) yang ada mampu mencegah infeksi dengan efektivitas hingga 85%, risikonya tetap ada. Bahkan, dalam kasus tertentu, infeksi cacar monyet bisa berakibat fatal dengan tingkat kematian mencapai 10% hingga 11%, terutama pada jenis virus yang ditemukan di Afrika Tengah.
Namun, kabar baiknya adalah ada vaksin dan terapi antivirus yang bisa digunakan. Jynneos dan ACAM2000, dua jenis vaksin yang disetujui oleh FDA, bisa menjadi tameng bagi mereka yang berisiko. Selain itu, ada juga obat antiviral seperti tecovirimat yang sudah disetujui untuk mengobati infeksi ini di Eropa dan Amerika Serikat.
Cacar monyet adalah ancaman kesehatan yang nyata dan bisa menyebar dengan cepat. Meski kita belum melihat wabah besar di Indonesia, kewaspadaan adalah kunci. Selalu perhatikan kesehatan diri sendiri dan orang-orang di sekitar Anda, hindari kontak dengan hewan liar atau benda-benda yang berpotensi terkontaminasi, dan jangan ragu untuk mencari informasi lebih lanjut dari sumber terpercaya. Dengan begitu, kita bisa bersama-sama mencegah penyebaran virus ini dan menjaga kesehatan masyarakat.
Andy Flores Noya
- Administrator