| # | DATA | VALUE |
|---|---|---|
| 1 | Sept 2020 | 0.399 |
| 2 | Mar 2021 | 0.401 |
| 3 | Sept 2021 | 0.398 |
| 4 | Mar 2022 | 0.403 |
| 5 | Sept 2022 | 0.402 |
| 6 | Mar 2023 | 0.409 |
| 7 | Mar 2024 | 0.399 |
OASEDATA, 11 Juli 2024 - Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia menunjukkan tren penurunan yang positif pada Maret 2024, sebagaimana diukur menggunakan Gini Ratio. Gini Ratio, sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur ketimpangan pendapatan atau pengeluaran dalam suatu populasi, tercatat sebesar 0,379 pada Maret 2024. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,009 poin dibandingkan dengan Maret 2023 yang sebesar 0,388, dan turun sebesar 0,002 poin dibandingkan dengan September 2022 yang sebesar 0,381.
Penurunan Ketimpangan di Daerah Perkotaan dan Perdesaan
Gini Ratio di daerah perkotaan pada Maret 2024 tercatat sebesar 0,399. Angka ini juga menunjukkan penurunan dibandingkan dengan Maret 2023 yang sebesar 0,409 dan September 2022 yang sebesar 0,402. Sementara itu, di daerah perdesaan, Gini Ratio pada Maret 2024 tercatat sebesar 0,306, turun dari 0,313 pada Maret 2023 dan September 2022.
Penurunan Gini Ratio ini mengindikasikan bahwa ketimpangan pengeluaran di Indonesia, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, semakin berkurang. Hal ini dapat dilihat sebagai hasil dari berbagai kebijakan ekonomi dan sosial yang diterapkan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Distribusi Pengeluaran Menurut Kelompok Penduduk
Berdasarkan ukuran ketimpangan dari Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah tercatat sebesar 18,40 persen. Jika dirinci berdasarkan daerah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 17,41 persen, sementara di daerah perdesaan tercatat sebesar 21,39 persen.
Distribusi pengeluaran ini menunjukkan bahwa kelompok penduduk terbawah di daerah perdesaan memiliki proporsi pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan di daerah perkotaan. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perbedaan dalam akses terhadap layanan dasar dan sumber daya ekonomi.
Faktor-Faktor Penurunan Ketimpangan
Penurunan Gini Ratio ini dapat diatributkan kepada beberapa faktor, antara lain:
1. Kebijakan Redistribusi: Program bantuan sosial dan kebijakan redistribusi pendapatan yang efektif, seperti bantuan tunai langsung, subsidi pangan, dan program kesehatan, berkontribusi signifikan dalam mengurangi ketimpangan.
2. Peningkatan Akses Pendidikan dan Kesehatan: Peningkatan akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas di seluruh daerah, terutama di perdesaan, membantu meningkatkan kualitas hidup dan pendapatan masyarakat.
3. Pembangunan Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur yang merata, termasuk jalan, listrik, dan internet, di daerah terpencil dan perdesaan meningkatkan konektivitas dan peluang ekonomi bagi masyarakat setempat.
4. Peningkatan Kesempatan Kerja: Penciptaan lapangan kerja baru, terutama di sektor-sektor produktif seperti manufaktur dan jasa, meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi ketimpangan.
Kesimpulan
Tren penurunan Gini Ratio pada Maret 2024 menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam upaya mengurangi ketimpangan pengeluaran di Indonesia. Meskipun demikian, masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan diharapkan terus bekerja sama untuk menciptakan kebijakan dan program yang efektif dalam mengurangi ketimpangan dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk Indonesia.
Andy Flores Noya
- Administrator