| # | DATA | VALUE |
|---|---|---|
| 1 | 2020 | 34.4 |
| 2 | 2021 | 35.3 |
| 3 | 2022 | 35.6 |
| 4 | 2023 | 36 |
| 5 | 2024 | 36.5 |
Oasedata.com | Data terbaru dari U.S. Department of Agriculture (USDA) mengungkapkan bahwa total konsumsi dan residu beras di Indonesia mencapai 36,5 juta metrik ton pada Juni 2024. Angka ini sama dengan yang tercatat pada Mei 2024, menunjukkan kestabilan dalam tingkat konsumsi beras di Indonesia.
Selama empat tahun terakhir, konsumsi beras di Indonesia menunjukkan tren peningkatan, meskipun pernah mengalami satu kali penurunan. Pada periode 2020-2021, konsumsi dan residu beras tercatat sebesar 35,4 juta metrik ton. Angka ini sedikit menurun pada 2021-2022 menjadi 35,3 juta metrik ton.
Namun, pada periode 2022-2023, volume konsumsi beras kembali meningkat menjadi 35,6 juta metrik ton. Peningkatan ini berlanjut pada periode 2023-2024, dengan total volume mencapai 36 juta metrik ton. Perbedaan konsumsi antara tahun lalu dan tahun ini mencapai 500 ribu metrik ton, yang merupakan kenaikan yang cukup signifikan.
Indonesia mengimpor beras dalam jumlah besar dari Thailand dan Vietnam. Menurut USDA, harga beras Vietnam turun US$9 menjadi US$567 per ton, menjadikannya pemasok dengan harga terendah. Sebaliknya, harga beras Thailand naik US$35 menjadi US$622 per ton.
Harga beras dari Pakistan juga mengalami kenaikan sebesar US$5 menjadi US$581 per ton, didorong oleh penjualan yang berkelanjutan di Afrika. Sementara itu, harga ekspor untuk beras putih dari India tidak tersedia sejak diberlakukannya larangan ekspor beras putih giling pada 20 Juli 2023.
Faisal
- Administrator