| # | DATA | VALUE |
|---|---|---|
| 1 | Nauru | 46.7 |
| 2 | Myanmar | 42.3 |
| 3 | Serbia | 39 |
| 4 | Bulgaria | 38.8 |
| 5 | Indonesia | 38.7 |
| 6 | Papua Nugini | 38.1 |
| 7 | Kroasia | 37.6 |
| 8 | Timor Leste | 37.2 |
| 9 | Kiribati | 36.8 |
| 10 | Andora | 36.4 |
Oasedata.com | Menurut proyeksi terbaru dari World Health Organization (WHO), proporsi penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas yang merokok atau menggunakan produk tembakau diperkirakan mencapai 38,7% pada tahun 2025.
Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak kelima di dunia. WHO membuat proyeksi ini berdasarkan data prevalensi merokok yang dikumpulkan dari 165 negara.
Data tersebut mencakup proporsi penduduk yang merokok atau mengonsumsi berbagai jenis produk tembakau (seperti cerutu, hookah, shisha, dan tembakau yang dipanaskan), baik yang berasap maupun tidak, serta pengguna harian maupun sesekali.
Namun, proyeksi ini tidak mencakup proporsi penduduk yang menggunakan rokok elektrik non-tembakau.
WHO menyatakan bahwa penggunaan tembakau merupakan salah satu penyebab utama penyakit tidak menular. "Tidak ada tingkat penggunaan tembakau atau paparan asap rokok yang terbukti aman. Semua pengguna tembakau, baik harian maupun non-harian, berisiko mengalami berbagai dampak kesehatan buruk sepanjang hidupnya," demikian pernyataan WHO di situs resminya.
"Mengurangi prevalensi penggunaan tembakau saat ini akan memberikan kontribusi besar untuk mengurangi kematian dini akibat penyakit tidak menular," tambah mereka.
Menurut WHO, perokok memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru, penyakit pernapasan kronis, hipertensi, dan osteoporosis. "Penggunaan tembakau juga menyebabkan penurunan pendapatan rumah tangga dan peningkatan biaya perawatan kesehatan," kata WHO.
Faisal
- Administrator