OASEDATA - Dunia hukum kembali disorot dengan munculnya sosok ahli digital forensik terkemuka Rismon Hasiholan Sianipar, dalam persidangan kasus yang menjerat Vina di Cirebon. Pada 21 September 2024, Rismon hadir di Pengadilan Negeri Cirebon sebagai saksi ahli forensik digital untuk memberikan pandangan profesionalnya mengenai bukti-bukti yang diperoleh dari perangkat digital milik Vina.

Mengungkap Kejanggalan Ekstraksi Data HP Vina

Dalam persidangan tersebut, Rismon, seorang ahli dengan pengalaman lebih dari dua dekade di bidang forensik digital, mengungkapkan banyak kejanggalan yang ditemukan dalam proses ekstraksi data dari ponsel milik Vina. Salah satu kejanggalan yang ditekankan oleh Rismon adalah adanya inkonsistensi dalam timestamp (waktu pencatatan) dari berbagai data yang diekstraksi, seperti percakapan, foto, dan log panggilan telepon. Menurut Rismon, kejanggalan ini bisa mengindikasikan adanya manipulasi data atau kesalahan teknis dalam proses ekstraksi.

"Kami menemukan beberapa perbedaan waktu dalam metadata yang sangat penting. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah adanya intervensi manual atau kesalahan dalam prosedur ekstraksi. Proses forensik digital seharusnya dilakukan secara teliti dan sesuai dengan prosedur standar untuk memastikan data yang diekstraksi tetap utuh dan valid," ujar Rismon di depan majelis hakim.

Rismon juga menyebutkan bahwa beberapa data yang dihapus dari perangkat tidak terekam dengan benar dalam laporan forensik sebelumnya, yang menimbulkan pertanyaan besar tentang keakuratan metode yang digunakan oleh tim forensik sebelumnya. Ia menambahkan, dalam beberapa kasus, seperti ini, kelalaian kecil dalam metode ekstraksi bisa mengubah jalannya sebuah kasus.

Kredibilitas Rismon Sebagai Ahli Forensik Digital

Bukan kali pertama Rismon terlibat dalam kasus besar. Pada tahun 2016, ia juga pernah menjadi saksi ahli dalam kasus Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yang dikenal dengan kasus "Kopi Sianida". Pada saat itu, Rismon memberikan kesaksian mengenai analisis forensik data digital yang berhubungan dengan CCTV dan percakapan dari berbagai aplikasi pesan singkat. Keahliannya dalam menguraikan data digital membuat namanya disegani di kalangan hukum dan akademis.

Lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, pada 25 April 1977, Rismon dikenal sebagai sosok yang cerdas dan berdedikasi di bidang teknologi. Ia menyelesaikan pendidikan Sarjana dan Magister di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dengan jurusan Teknik Elektro. Di UGM, ia mengambil konsentrasi pada bidang sinyal-sinyal tak-stasioner, sebuah disiplin ilmu yang membantunya memahami bagaimana data digital bekerja dalam konteks waktu yang dinamis.

Namun, karier akademisnya tidak berhenti di situ. Ia kemudian menerima beasiswa Monbukagakusho dari pemerintah Jepang, yang membawanya ke Universitas Yamaguchi untuk melanjutkan pendidikan Master of Engineering dan Doctor of Engineering. Di bawah bimbingan Profesor Dr. Hidetoshi Miike, seorang ahli terkemuka di bidang forensik digital dan sinyal digital, Rismon berhasil meraih gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan. Studi yang ia jalani selama bertahun-tahun di Jepang telah memperkuat kemampuannya dalam mengurai sinyal-sinyal digital yang kompleks, serta memformulasikan metode-metode baru dalam forensik digital.

Sinyal-Sinyal Tak-Stasioner: Kontribusi ke Dunia Forensik Digital

Kontribusi Rismon dalam dunia forensik digital tidak bisa dipandang sebelah mata. Penelitiannya di Jepang mengenai sinyal-sinyal tak-stasioner membuatnya menjadi salah satu dari sedikit ahli di Indonesia yang mampu menganalisis data digital dengan cara yang begitu mendetail. Sinyal tak-stasioner adalah sinyal yang karakternya berubah seiring waktu, dan kemampuan untuk menganalisis sinyal seperti ini sangat penting dalam investigasi forensik digital, terutama saat menganalisis data komunikasi, log sistem, dan metadata dari perangkat elektronik.

"Pemahaman mendalam tentang sinyal-sinyal tak-stasioner memungkinkan saya untuk melihat pola yang mungkin terlewatkan oleh kebanyakan orang. Dalam kasus Vina ini, saya menggunakan metode analisis yang lebih mendalam untuk melihat apakah ada perubahan yang terjadi pada data yang sudah diekstraksi. Ini bisa mengungkapkan apakah ada data yang telah dihapus, dirubah, atau bahkan ditambahkan secara ilegal," terang Rismon di hadapan majelis hakim.

Jejak Pengabdian di Dunia Akademis dan Praktisi Forensik Digital

Rismon tidak hanya dikenal di pengadilan, tetapi juga di dunia akademis. Sebagai dosen dan peneliti, ia mengabdikan dirinya untuk mengajar di bidang teknik elektro, khususnya dalam mata kuliah yang berhubungan dengan sinyal digital, sistem pengolahan data, dan forensik digital. Banyak dari mahasiswanya yang kini bekerja di lembaga penegak hukum dan sektor teknologi, mengikuti jejak Rismon dalam memajukan dunia digital forensik di Indonesia.

Keterlibatannya sebagai saksi ahli dalam berbagai kasus besar, termasuk kasus Jessica Wongso dan kini Vina Cirebon, membuktikan bahwa pengetahuan dan keahliannya sangat dihormati oleh kalangan praktisi hukum. Di dunia yang semakin kompleks dan terhubung secara digital, peran forensik digital menjadi semakin penting, dan Rismon adalah salah satu pionir di bidang ini yang mampu menjembatani antara dunia teknologi dan hukum.

Dalam beberapa tahun terakhir, forensik digital telah mengalami perkembangan pesat. Namun, Rismon menyadari bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait dengan keamanan data dan perlindungan privasi. Ia berharap, ke depan, lebih banyak penegak hukum dan praktisi teknologi yang dilatih untuk memahami betapa pentingnya proses forensik digital yang benar, agar kasus-kasus hukum yang melibatkan bukti digital dapat diselesaikan dengan adil dan akurat.

"Tantangan terbesar ke depan adalah menjaga integritas data. Di era digital seperti sekarang, data adalah bukti yang sangat krusial. Namun, jika proses pengambilannya tidak dilakukan dengan benar, maka data itu bisa menjadi tidak sah. Oleh karena itu, kita harus lebih berhati-hati dan terus mengembangkan teknologi serta metode untuk memastikan keakuratan bukti digital," pungkas Rismon.

Dengan integritas, keahlian, dan dedikasinya yang tinggi, Rismon Hasiholan Sianipar telah membuktikan bahwa ia adalah sosok penting dalam dunia forensik digital di Indonesia. Keterlibatannya dalam kasus Vina Cirebon bukan hanya menambah bobot terhadap kasus ini, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya peran teknologi dalam sistem peradilan modern.