Jakarta - Debat cawapres keempat yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) pada Ahad (21/1/2024) malam, memunculkan subtema menarik seputar sumber daya alam (SDA) dan energi. Kandidat nomor urut 03, Mahfud MD, menjadi fokus pertama dengan pertanyaan panelis mengenai strategi untuk menanggulangi praktik ilegal pertambangan, perikanan, dan pembalakan liar.
Mahfud MD menyampaikan bahwa penyelesaian terhadap masalah SDA dan energi harus dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir. Ia menekankan pentingnya keterbukaan data dan informasi, terutama terkait dengan kehutanan. Dalam pengalamannya di sidang-sidang konflik agraria, Mahfud MD menyoroti tertutupnya data dan informasi, yang membuat penyelesaian menjadi terhambat.
"Cara penyelidikan saat ini masih tertutup, data mengenai perampasan tanah dan kasus-kasus lainnya tidak lengkap. Keterbukaan informasi publik menjadi kunci penyelesaian," ungkap Mahfud MD.
Abdul Muhaimin Iskandar, cawapres nomor urut 01, menambahkan keprihatinan terkait 2.500 tambang ilegal. Ia mengkritik hilirisasi yang dilakukan secara ugal-ugalan, merusak lingkungan, dan mendominasi tenaga kerja asing. Muhaimin menyatakan bahwa tambang, baik ilegal maupun legal, belum memberikan kesejahteraan yang signifikan kepada masyarakat sekitar.
Gibran Rakabuming Raka, cawapres nomor urut 02, memberikan strategi simpel untuk mengatasi praktik ilegal pertambangan, yakni dengan mencabut izin usaha. Gibran juga mengajak perusahaan besar untuk berkolaborasi dengan UMKM dan pengusaha lokal, sehingga dapat memberdayakan masyarakat setempat.
Namun, Mahfud MD menanggapi dengan menyoroti banyaknya mafia pertambangan yang beroperasi, bahkan dibekingi oleh aparat. Ia menyatakan bahwa mencabut izin usaha dapat menghadapi resistensi dari pihak yang terlibat dalam praktik ilegal, termasuk mafia yang melibatkan aparat negara.
Debat cawapres keempat ini menjadi panggung perdebatan ide dan solusi antara para kandidat terkait isu krusial sumber daya alam dan energi di Indonesia.