OASEDATA - Debat perdana pemilihan presiden AS antara Joe Biden dan Donald Trump berlangsung panas dengan pandangan yang sangat berbeda dalam sejumlah isu penting. Berikut adalah beberapa poin utama dari debat tersebut:
Perang Gaza dan Invasi Rusia ke Ukraina
Biden mengkritik Trump dengan tegas. “Dan sekarang dia mengatakan bahwa jika dia kalah lagi, dia adalah orang yang suka mengeluh, maka akan ada pertumpahan darah,” ujar Biden. “Orang ini tidak mengerti demokrasi Amerika,” tambahnya.
Sementara itu, Trump menyatakan pandangannya tentang kekerasan politik. “Tentu saja, saya percaya bahwa hal itu sama sekali tidak dapat diterima,” ujarnya. Ketika ditanya apakah dia akan menerima hasil pemilu, Trump menjawab, “Jika itu adalah pemilu yang adil, sah, dan baik, tentu saja.”
Aborsi
Perbedaan pandangan antara kedua kandidat sangat jelas terlihat dalam isu aborsi. Trump menyambut baik keputusan Mahkamah Agung AS untuk membatalkan hak melakukan aborsi. “Ini merupakan hal yang luar biasa,” katanya. Sebaliknya, Biden menganggap keputusan tersebut sebagai hal yang mengerikan. “Ini adalah hal yang mengerikan,” tegasnya.
Iklim
Dalam hal kebijakan iklim, kedua kandidat juga menunjukkan perbedaan yang tajam. Trump berfokus pada kualitas lingkungan. “Saya ingin air bersih yang benar-benar bersih, dan saya ingin udara yang benar-benar bersih... Saya memiliki angka lingkungan terbaik yang pernah ada,” klaimnya. Sebaliknya, Biden menekankan upayanya dalam mengatasi perubahan iklim. “Saya mengesahkan undang-undang perubahan iklim yang paling luas dalam sejarah... Satu-satunya ancaman eksistensial bagi umat manusia adalah perubahan iklim, dan dia tidak melakukan apa pun tentang hal itu,” ujar Biden.
Invasi Rusia ke Ukraina
Dalam isu invasi Rusia ke Ukraina, Trump menolak persyaratan Vladimir Putin untuk mengakhiri perang. “Tidak, itu tidak dapat diterima,” katanya. Trump juga menyatakan keyakinannya bahwa dia dapat menyelesaikan perang antara Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelum dia mulai menjabat pada 20 Januari jika terpilih.
Biden, di sisi lain, mengkritik keras tindakan Putin. “Faktanya adalah Putin adalah penjahat perang. Dia telah membunuh ribuan orang. Dan dia membuat satu hal yang jelas. Dia ingin membangun kembali apa yang pernah menjadi bagian dari kekaisaran Soviet. Bukan hanya sepotong, dia ingin seluruh Ukraina. Itulah yang dia inginkan. Anda pikir dia akan berhenti di situ?” ujar Biden dengan tegas.
Debat ini menunjukkan perbedaan mendasar antara dua kandidat dalam menghadapi berbagai isu penting yang dihadapi oleh Amerika Serikat dan dunia.
Bagikan :
Andy Flores Noya
- Administrator